Sampah Luar Angkasa Terdeteksi Akan Berjatuhan ke Bumi

Photo of author

By Gusun Fawaida

Sarumpun.com – LONDON – Luar angkasa kian hari kian padat dengan sampah seperti bekas pendorong roket kemudian benda-benda yang mana dibuang astronot.

Peningkatan ini terjadi seiring dengan maraknya misi luar angkasa juga peluncuran satelit oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Sisa-sisa wahana antariksa itu pun sanggup jatuh ke Bumi kapan saja.

Pada awal 2025, misalnya, penduduk Bumi dikejutkan oleh jatuhnya puing-puing luar angkasa dari uji coba roket Starship milik Space X yang dimaksud gagal mendarat.

Peristiwa ini menyebabkan kecacatan properti di dalam Kepulauan Turks dan juga Caicos yang berada dalam wilayah kepulauan Karibia. Muasal insiden yang disebutkan sedang pada penyelidikan Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat.

Sebelumnya, pada penghujung 2024, sampah antariksa juga jatuh dari langit dan juga mendarat dalam sebuah desa terpencil di dalam Kenya.

Badan Antariksa Kenya (KSA) mengidentifikasi objek yang disebutkan sebagai cincin pemisah roket peluncur berdiameter lebih tinggi dari delapan kaki juga berat tambahan dari 1.100 pon. KSA masih menyelidiki asal-usul juga kepemilikan cincin tersebut.

Merujuk Inter-Agency Space Debris Coordination Committee (IADC), sampah antariksa adalah sisa-sisa objek antariksa buatan manusia—termasuk pecahan kemudian semua elemen-elemen yang mana terdapat di area dalamnya—di orbit Bumi atau yang mana kembali ke atmosfer Bumi, tetapi sudah ada tidak ada berfungsi.

Berdasarkan data European Space Agency (ESA) tahun 2024, jumlah keseluruhan sampah antariksa yang kembali ke atmosfer terus meningkat. Banyak di area antaranya yang dimaksud tiada habis terbakar ketika melintasi atmosfer, sehingga jatuh dalam lautan atau daratan.

Saat ini, setidaknya ada 36 ribu objek antariksa yang mana sedang dipantau oleh Satellite Surveilance Network (SSN). ESA juga memperkirakan ada lebih banyak dari 40.000 puing-puing berdiameter lebih besar dari 10 cm di dalam orbit sekitar Bumi. Sekitar lebih banyak dari 650 objek di dalam antaranya diperkirakan berasal dari hasil tabrakan dengan objek antariksa lain, ledakan, serta kerusakan alami lainnya.

Prediksi perkembangan sampah ruang angkasa di laporan Mitigation Methods for Launch Vehicle Upper Stages on the Creation of Orbital Debris oleh FAA. Sumber: Federal Aviation Administration
Kenaikan jumlah total sampah antariksa yang dimaksud cukup signifikan ini sanggup menjadi ancaman nyata bagi Bumi, termasuk bagi Indonesia yang digunakan cukup kerap mendapat “kiriman” sampah antariksa milik negara lain.

Sampah antariksa yang mana jatuh ke Bumi sanggup mengakibatkan zat berbahaya seperti hydrazine kemudian material radioaktif yang dimaksud berpotensi mencemari lingkungan juga membahayakan kemampuan fisik manusia dan juga ekosistem.

Keduanya menegaskan bahwa setiap negara bertanggung jawab melawan aktivitas antariksa mereka, termasuk dampak negatif lalu kerugian yang digunakan ditimbulkan terhadap pihak lain. Aturan ini berlaku umum terlepas apakah aktivitas yang dimaksud dilaksanakan oleh negara maupun perusahaan swasta.

Leave a Comment