Sarumpun.com – Desakan masyarakat untuk mengganti Shin Tae-yong sebagai ahli Timnas Indonesia semakin menguat pasca kegagalan dalam Piala AFF 2024. Inisiatif pada media sosial dengan tagar seperti #STYOut semakin ramai, namun di area sedang hiruk-pikuk ini, PSSI perlu belajar dari pengalaman pahit Arab Saudi yang digunakan sempat mengganti instruktur Herve Renard dengan Roberto Mancini pada 2023.
Langkah Arab Saudi menunjuk Mancini sebagai pengganti Renard awalnya terlihat menjanjikan. Dengan rekam jejak menghadirkan Italia juara EURO 2020, Mancini diharapkan dapat mengangkat prestasi The Green Falcons. Namun, cuma di 14 bulan, kerja serupa yang dimaksud berakhir. Mancini memutuskan kontraknya setelahnya hanya sekali mencatatkan tujuh kemenangan dari 18 pertandingan. Akhirnya, Federasi Sepak Bola Arab Saudi (SAFF) kembali menunjuk Renard pada Oktober 2024, mengakui bahwa langkah mengganti ahli sebelumnya justru menjadi langkah mundur.
Kembalinya Herve Renard ke Arab Saudi menunjukkan bahwa pergantian instruktur bukanlah solusi instan untuk mengatasi hambatan di dalam pasukan nasional. Renard, yang mana pernah menghadirkan Arab Saudi mengalahkan Argentina di dalam Piala Bumi 2022, akhirnya dipanggil kembali untuk memperbaiki situasi. Pengalaman ini menjadi cerminan bahwa kontinuitas banyak kali lebih besar penting daripada sekadar mencari wajah baru di area kursi pelatih.
Seperti halnya Arab Saudi, PSSI saat ini berada di dalam persimpangan jalan. Desakan umum yang digunakan menginginkan Shin Tae-yong mundur, walau didukung sebagian pihak, seharusnya tidaklah menghasilkan PSSI terburu-buru mengambil keputusan. Banyak yang dimaksud lupa bahwa di dalam bawah arahan Shin Tae-yong, Timnas Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan, termasuk peningkatan peringkat FIFA dan juga keberhasilan pemain warga negara yang tinggal di luar negeri di meningkatkan kekuatan skuad.
Arab Saudi menjadi contoh nyata bahwa pergantian pembimbing tanpa perencanaan matang sanggup berujung kegagalan. Jika PSSI memutuskan mengganti Shin Tae-yong, merek perlu menegaskan bahwa instruktur pengganti miliki visi jangka panjang yang mana jelas juga mendalam. Tanpa itu, Timnas Indonesia berisiko terjebak pada siklus pembaharuan yang digunakan tak mengakibatkan perbaikan nyata.
Keputusan apakah Shin Tae-yong akan dipertahankan atau diganti sekarang ini ada pada tangan PSSI. Namun, pelajaran dari Arab Saudi seharusnya menjadi pengingat bahwa terkadang, melanjutkan yang mana sudah ada dimulai lebih lanjut baik daripada memulai dari awal lagi.