Balik Arah, Negara-negara BRICS Tolak Dedolarisasi

Photo of author

By Hasnah Najmatul

Sarumpun.com – JAKARTA – Aliansi BRICS sangat bersemangat untuk memulai jadwal dedolarisasi hingga Forum Derajat Tinggi (KTT) ke-16 di dalam Kazan, Rusia. Keadaan sekarang ini berbalik arah lantaran para anggota blok ini perlahan-lahan mundur dari inisiatif ini. Dolar Negeri Paman Sam dipandang sebagai penjahat utama dunia usaha global pada mana mata uang lokal berada di area bawah kekuasaannya.

Agenda untuk membebaskan diri dari cengkeraman dolar Amerika Serikat memicu proses dedolarisasi yang dimulai oleh blok BRICS. Setelah Trump merebut kembali Gedung Putih, pembicaraan mengenai penyelenggaraan dolar Amerika Serikat untuk perdagangan berprogres di area antara negara-negara anggota.

Trump bersumpah untuk memberlakukan tarif 100% untuk semua barang yang masuk ke Negeri Paman Sam bagi negara-negara yang mencela dolar AS. Jika tarif ini diberlakukan, perbedaan finansial dapat menghantam aliansi BRICS tambahan keras dari yang tersebut diperkirakan.

Sektor impor kemudian ekspor mereka akan menjadi yang mana pertama terpukul lalu mengalami kerugian dikarenakan harus membayar lebih tinggi sejumlah pajak. Hal ini dapat menghasilkan BRICS memikirkan kembali strategi mereka, sebab dedolarisasi cuma akan merugikan ekonomi.

Anggota BRICS, India, adalah negara pertama yang mana secara terbuka menolak rencana dedolarisasi yang dimaksud digagas oleh blok tersebut. Menteri Luar Negeri India, S. Jaishankar menegaskan negaranya bukan tertarik pada proses dedolarisasi. Ia mengungkapkan India akan menggunakan mata uang lokal semata-mata ketika opsi untuk tiada menyelesaikan perdagangan pada dolar Amerika Serikat muncul.

“Kami bukan pernah secara bergerak berusaha mencapai dolar AS. Itu tidak bagian dari kebijakan ekonomi, politik, atau strategis kami,” ujar dia, dikutipkan dari Watcher Guru, Awal Minggu (18/11/2024).

Selain itu, anggota BRICS, Rusia, juga secara perlahan-lahan mundur dari proses dedolarisasi pasca kemenangan Trump. Kepala Negara Rusia menyampaikan Simbol Dolar sebagai “pilar kekuatan AS”. “Proposal-proposal kami tidaklah ditujukan untuk melawan Dolar. Ini adalah hanyalah cara kami menjawab tantangan zaman modern, sebagai respons terhadap perkembangan ekonomi yang mana kami pikirkan,” tegas Putin.

Leave a Comment