Selfie dengan KTP Bisa Bikin Bangkrut? Ini adalah Faktanya!

Photo of author

By Faiqa Amalia

Sarumpun.com – JAKARTA – Di era digital yang digunakan serba online, kita rutin dihadapkan pada permintaan untuk berswafoto dengan kartu identitas (KTP) atau paspor ketika mendaftar berbagai layanan. Mulai perbankan, penyewaan mobil, hingga melamar pekerjaan, swafoto dengan KTP semakin umum dipersyaratkan. Namun, seberapa amankah praktik ini?

Kaspersky mengungkapkan bahwa berswafoto dengan KTP memang benar memiliki risiko keamanan. Angka pribadi Anda berpotensi disalahgunakan oleh pihak yang tidak ada bertanggung jawab. Oleh oleh sebab itu itu, penting untuk memahami risiko dan juga menerapkan tips keamanan yang tersebut tepat sebelum mengirimkan swafoto KTP Anda.

Dilema Swafoto dengan KTP

Di satu sisi, swafoto dengan KTP memudahkan akses ke berbagai layanan online. Tanpanya, Anda mungkin saja kesulitan menggunakan perangkat lunak perbankan, menyewa mobil, atau mengajukan pinjaman secara cepat. Di sisi lain, ada perasaan khawatir tentang keamanan data pribadi Anda.

Risiko Security Data

Sayangnya, tiada semua perusahaan transparan mengenai cara mereka menyimpan dan juga memproses data pribadi pengguna. Kebocoran data menjadi ancaman nyata yang digunakan dapat mengakibatkan penyalahgunaan data oleh penjahat siber.

“Foto selfie kartu identitas ini adalah alat universal dalam tangan para penjahat siber,” ungkap Kaspersky. “Penipu dapat membuka perusahaan menghadapi nama Anda atau mendaftarkan kartu SIM menggunakan identitas Anda untuk melanggar hukum dengan berbagai cara.”

Kaspersky menambahkan, penjahat siber bahkan mengedarkan foto serta video orang yang tersebut memegang dokumen identitas dalam dark web untuk memalsukan foto kemudian melintasi prosedur Know Your Customer (KYC).

Tips Keselamatan Berswafoto dengan KTP

Meski ada risiko, terkadang kita tetap saja harus mengirimkan swafoto dengan KTP. Berikut adalah tips keamanan dari Kaspersky untuk meminimalkan risiko:

1. Pelajari Kebijakan Privasi Perusahaan: Sebelum mengirimkan swafoto KTP, teliti perusahaan tersebut. Cari tahu pada mana juga oleh siapa data Anda akan diproses, berapa lama data yang dimaksud akan disimpan, dan juga apakah perusahaan dapat memberikan informasi pelanggan untuk pihak lain.

2. Selidiki Riwayat Kebocoran Informasi Perusahaan: Cari tahu apakah perusahaan yang dimaksud pernah mengalami kebocoran data. Jika ya, kebocoran seperti apa yang dimaksud terjadi lalu bagaimana tanggapan perusahaan tersebut? Anda dapat menemukan informasi ini dengan mencari pada internet dengan kata kunci seperti “[Nama Perusahaan] kebocoran data”.

3. Tambahkan Watermark ke Swafoto Anda: Gunakan editor foto di area ponsel Anda atau aplikasi mobile gratis untuk menambahkan teks semi-transparan pada swafoto KTP Anda. Hal ini akan mempersulit penjahat siber untuk menggunakan foto Anda apabila terjadi kebocoran data.

4. Kirim Foto Melalui Aplikasi atau Laman Web Resmi: Jangan mengirimkan swafoto KTP melalui aplikasi mobile instruksi instan atau email. Gunakan hanya sekali perangkat lunak atau situs web resmi layanan yang digunakan Anda gunakan.

5. Hapus Swafoto Setelah Mengirim: Setelah swafoto KTP Anda diterima oleh layanan yang mana dituju, segera hapus foto yang disebutkan dari ponsel Anda, termasuk dari folder “Recently Deleted”.

6. Periksa Riwayat Kredit Anda Secara Berkala: Pantau riwayat kredit Anda secara berkala kemudian aktifkan notifikasi dari bank Anda apabila ada inovasi pada riwayat kredit Anda.

7. Pertimbangkan Angka Layanan: Pikirkan baik-baik apakah layanan yang digunakan ditawarkan sepadan dengan risiko mengirimkan swafoto KTP Anda. Jangan pernah memberikan data pribadi Anda belaka untukimbalanuang.

Leave a Comment