Sarumpun.com – JAKARTA – Kesibukan sehari-hari menghasilkan warga perkotaan khususnya, seperti tak memiliki waktu untuk mengurus pekerjaan rumah tangga, salah satunya mencuci pakaian. Di berada dalam fenomena tersebut, ditambah dengan makin sulitnya mendapatkan asisten rumah tangga, beberapa kalangan memilih menyelesaikan urusan cuci-mencuci pakaian di tempat tempat laundry.
Anda kemungkinan besar telah sangat familiar dengan jasa laundry kiloan yang memang sebenarnya sangat menjamur di area kota-kota besar. Namun, bagaimana dengan laundromat?
Laundromat dapat dikatakan sebuah “revolusi budaya” di kegiatan bisnis laundry atau binatu. Istilah ini merujuk pada konsep laundry dalam mana mesin cuci dioperasikan dengan uang koin atau kartu. Jadi, operasional mesin cuci terjadi secara otomatis yang digunakan diproses sendiri oleh pelanggan, dari tahap mencuci hingga pengeringan.
Di Indonesia, khususnya pada kota-kota besar, perusahaan laundromat mulai dilirik. Banyak pemodal tertarik menjalankan model industri laundry ini, meskipun masih terbilang sedikit rakyat yang menggunakan atau bahkan familiar dengan laundromat.
Menurut Kevin Nathaniel, pelaku kegiatan bisnis laundromat sekaligus distributor representative Speed Queen, merek mesin cuci otomatis keluaran Alliance Laundry Systems (ALS), konsumen laundromat pada Indonesia sejauh ini masih berkisar antara 10-15 persen. Kendati demikian, beliau meyakini, usaha yang disebutkan prospektif dalam Tanah Air mengingat besarnya market yang dimaksud tersedia.
“Konsumen laundromat efektifnya 10-15 persen. Itu artinya marketnya masih besar di area sini. Sekarang orang-orang sibuk kerja, ART juga sulit dicari, makanya merek pilihnya laundromat,” ungkap Kevin ketika ditemui di pameran Expo Clean & Expo Laundry 2024 di dalam Jakarta, Rabu (23/10/2024).
Di Eropa serta Amerika Serikat, bahkan pada Thailand, laundromat sangat diminati. Kepraktisan dan juga hemat waktu lalu tenaga menjadi dasar penduduk memilih metode laundry satu ini.
Indonesia sendiri mulai mengadopsi cara tersebut. Salah satu yang digunakan mempeloporinya adalam ALS, perusahaan yang berfokus pada produksi mesin-mesin cuci industrial untuk sektor komersil.
Sukree Kirai, Sales Director ALS untuk kawasan Asia Pasifik, mengatakan, perusahaannya menaruh penanaman modal yang dimaksud sangat besar untuk industri laundromat. Mereka memproduksi mesin-mesin cuci berkualitas, yang mana memiliki durabilitas atau ketahanan hingga 25 tahun.