Sarumpun.com – KUDUS – Bentuknya menyerupai lonceng, buahnya tebal, kadar airnya tinggi juga rasanya manis. Itulah yang tersebut disukai penduduk dari jambu citra. Ya. jambu citra menjadi salah satu varietas jambu air unggulan yang digunakan berhasil dipopulerkan oleh petani di dalam Desa Menawan, Kecamatan Gebok, Kota Kudus, Jawa Tengah.
Usut punya usut, memang sebenarnya bibit jambu citra yang mana ditanam di area Desa Menawan tidak endemik wilayah tersebut. Hal itu diakui oleh Siswadi, salah satu warga yang digunakan juga petani asli dari Desa Menawan. Dia bercerita kalau sebenarnya desanya memiliki varietas jambu air cincalo.
“Awalnya memang sebenarnya jambu cincalo bertambah dalam desa kami, namun pasarnya kurang mengena. Lalu ada petani di tempat desa kami yang dimaksud berpartisipasi berinovasi lalu pergi ke wilayah Salaman, Magelang beli bibit. Awalnya belum tahu jenisnya jambu apa, sampai akhirnya bertambah dan juga ternyata itu adalah jambu citra yang laku banget di dalam tempat Jakarta. Akhirnya warga yang dimaksud tadinya petani padi, tebu, dan juga jambu cincalo beralih menginvestasikan jambu citra,” ujar Siswadi.
Di Desa Menawan, hampir setiap warganya memiliki pohon jambu citra yang pada masa kini jumlahnya mencapai ribuan, lalu Siswadi salah satunya. Berbekal ilmu yang didapatkannya, lantas Siswadi mengajukan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI untuk perawatan pohon jambu citra yang digunakan digunakannya untuk membeli pupuk dan juga obat hama. Bagi pria berusia 43 tahun itu, perawatan pohon jambu citra harus maksimal.
“Perawatannya nggak sanggup asal-asalan. Pohon yang digunakan lebat bunganya, kami atur jaraknya sekitar 20 cm biar hasilnya maksimal. Jambu kemudian dibungkus menggunakan plastik sebelum akhirnya dipanen,” kata Siswadi.
Bukan sekadar membeli pupuk lalu obat hama saja, KUR dari BRI juga dimanfaatkannya untuk membeli jaring perangkap bagi si pemangsa jambu citra, kelelawar. Pelan tapi pasti. Selama hampir enam tahun menjadi petani jambu citra, selama itu pula Siswadi mendapat KUR dari BRI.
Awalnya Siswadi belaka miliki 50 pohon jambu citra yang digunakan ditanamnya sendiri. Namun mengamati permintaan lingkungan ekonomi yang dimaksud tinggi sekaligus jadi prospek usaha menjanjikan, Siswadi pada masa kini mempunyai sekitar 150 pohon jambu citra. Sekali panen dari banyak pohon itu, Siswadi bisa jadi menghasilan sekitar tiga ton jambu citra.
Hasil panen memang sebenarnya terlihat memuaskan, namun bukanlah berarti selama menjalankan prosesnya Siswadi tak pernah gagal. Bukan sekali bahkan berkali-kali. Bagi Siswadi gagal sekali tidak berarti gagal selamanya.
Gagal panen, kata Siswadi, biasanya dikarenakan ada kendala hama yang menghasilkan buah jadi busuk, gembos, ada bintik hitam. Biasanya juga disebabkan akibat musim kadang hujan kadang panas.
“Kalau nggak disemprot insektisida bisa saja kena penyakit hama yang menimbulkan buah juga jadi gampang busuk. Kalau nggak secara langsung dipisahkan dapat menular ke jambu sehat lain. Pernah gagal sampai satu kwintal oleh sebab itu bintik hitam serta busuk, pengepul nggak mau akibat cacat sedikit saja, satu di malam hari dibawa ke Ibukota bisa saja busuk,” tutur Siswadi.