Sarumpun.com – JAKARTA – Brawijaya Healthcare mengadakan acara “Happy, Healthy & Fun” sebagai rangkaian dari HUT Brawijaya Healthcare ke-18 dalam Studio 2 XXI Pondok Indah Mall II, Ibukota Indonesia Selatan. Dalam acara yang dimaksud dihadirkan beberapa narasumber yakni dokter spesialis jantung Dr. dr. Muhammad Yamin, Sp.JP (K), Sp.PD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS dari Braveheart Brawijaya Healthcare, dokter subspesialis gynekologi juga onkologi Dr. dr. Chamim, Sp.OG.SubSp.Onk dari Brawijaya Hospital Saharjo, dokter spesialis obgyn dr. Niken P. Pangastuti, Sp.OG – KFER dari unit IVF Brawijaya Hospital Antasari, lalu dokter spesialis orthopedi dr. Paramita Dyah Lasmana, Sp.OT dari Brawijaya Hospital Tangerang.
Brawijaya Healthcare pada waktu ini mempunyai beberapa Center of Excellence/Layanan Unggulan, salah satunya BraveHeart Center. BraveHeart adalah salah satu center yang tersebut mengkhususkan diri di pelayanan jantung/kardiovaskular.
BraveHeart memiliki pasukan dokter spesialis maupun subspesialis di tempat bidang jantung, termasuk ahli pada intervensi koroner, elektrofisiologi serta terapi pacujantung, penggantian katub jantung tanpa operasi, pencitraan jantung, bedah, serta jantung anak, yang mana semuanya dipimpin oleh dr. Muhammad Yamin.
Pada kesempatan tersebut, dr. Muhammad Yamin mengatakan, secara umum pemicu penyakit jantung terbagi melawan kelompok umur, yaitu kelompok umur muda (di bawah usia 40 tahun) dan juga kelompok umur tua (di berhadapan dengan 40 tahun). Untuk kelompok umur pada bawah 40 tahun, umumnya faktor penyakit jantung adalah kelainan bawaan, listrik jantung atau kanal ion jantung, dan juga kelainan struktur organ jantung.
“Kalau listrik jantung yang tersebut paling kerap adalah ion-ion yang mana mengatur kelistrikan jantung mengalami mutasi genetik yang digunakan mengakibatkan dengan pencetus tertentu seperti olahraga, berenang, atau sebab kebisingan misalnya, ion itu sanggup memicu irama jantung yang mana kacau yang mana mampu mengancam atau memproduksi denyut jantungnya berhenti,” kata Chairman of BraveHeart Center itu.
Sementara pada kelainan struktur organ jantung yang mana dibawa sejak lahir sudah ada tebal akibat adanya kelainan gen-gen yang mengatur otot jantung. Otot yang tebal yang disebutkan berpotensi menciptakan kelinstrikan jantung itu konslet. Pada profesi altet, biasanya lantaran kerap berlatih lebih tinggi keras dari biasanya, otot yang digunakan awalnya sudah ada tebal menjadi lebih besar tebal. Maka semakin tebal otot jantung akan semakin mudah untuk konslet.
Untuk kelompok di dalam melawan 40 tahun, pemicu kematian mendadak yang tersebut paling kerap adalah serangan jantung yang digunakan rutin disebut penyakit jantung koroner.
“Jadi tidaklah semua serangan jantung adalah henti jantung juga bukan semua henti jantung adalah serangan jantung. Serangan jantung mampu mampu bikin henti jantung, tetapi henti jantung belum tentu dikarenakan serangan jantung,” terang dr. Muhammad Yamin.
Dalam kesempatan tersebut, President Director Brawijaya Healthcare Group Amira Ganis juga menegaskan komitmen Brawijaya Healthcare untuk memenuhi permintaan layanan kondisi tubuh untuk keluarga Indonesia.
“Kita sudah memberikan pelayanan terhadap ibu dan juga anak pada Indonesia secara komprehensif. Alhamdulillah journey itu sudah ada berhasil lalu terbukti. Dan sekarang ini kita mengembangkan kepercayaan warga untuk layanan layanan baru, seperti jantung sebagai penyakit dengan tingkat kematian yang dimaksud cukup tinggi,” kata Amira Ganis.