Transformasi serta Inovasi Rantai Pasok Bulog untuk Kedaulatan Pangan

Photo of author

By Bahjah Jamilah

Sarumpun.com – MASALAH pangan menjadi perhatian kritis negara-negara dalam dunia. Perubahan iklim hingga ketersedian pasokan atau stok menjadi isu utama yang dimaksud pada saat ini sedang dihadapi. Banyak negara yang dimaksud menggantungkan pemenuhan keinginan pangannya dari impor. pemerintahan Indonesia bertekad untuk memenuhi keinginan pangan nasional secara mandiri dengan menguatkan rantai pasok hingga tingkat penduduk sebagai konsumen akhir.

baca juga: Bulog Melintas Zaman

Pasar induk beras Cipinang Ibukota Timur masih belaka sibuk meskipun terik matahari menyengat kulit. Suryanto (43) kuli angkut di area salah satu gudang beras Blok Q bersemangat memindahkan karung-karung beras dari di gudang ke truk yang mana akan mengangkut beras ke Serang, Banten.

Di bursa beras terbesar dalam Indonesia yang digunakan dikelola PT Food Station Tjipinang Jaya, Suryanto tak sendirian, puluhan orang kuli angkut beras dengan keringat bercucuran, tampak sibuk memindahkan beras dari gudang ke menghadapi truk yang berjajar rapi. “Dikirim ke Serang, juga wilayah Jabodetabek,” ungkapnya untuk SINDOnews, kemarin.

Menurut dia, suplai beras terus-menerus lancar sejak awal tahun. Malahan, terkadang terjadi surplus akibat pasokan lebih lanjut besar dari permintaan. Dessy, pekerja pada salah satu gudang beras dalam lingkungan ekonomi induk beras Cipinang mengungkapkan, harga jual makanan pokok rakyat itu cenderung stabil. “Harganya stabil. Jika mulai naik, Bulog turun tangan menyuplai beras. Harga terkendali,” ucapnya.

Dia menambahkan, beras-beras yang tersebut dijualnya selain dari pemasok swasta, juga ada yang mana dipasok dari Bulog. “Jenis beras bermacam varian, kami juga mendistribusikan juga berjualan beras dari Bulog,” tuturnya. Beras-beras yang mana dijualnya berasal dari Karawang, Indramayu Jawa Barat, serta beberapa wilayah di dalam Jawa Timur.

“Ada yang mana dari Karawang, Magetan. Banyak jenisnya,” tuturnya. Dua provinsi pada Jawa itu memang sebenarnya menjadi kontributor terbesar padi nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada 2023, Jawa Barat memproduksi 9,14 jt ton padi. Di tahun yang dimaksud sama, Jawa Timur memproduksi 9,71 jt ton.

Selain sebagai sentra beras, lingkungan ekonomi induk beras Cipinang juga dijadikan lokasi pemasaran produk-produk pangan bersubsidi untuk warga Jakarta. Berbagai warga tampak antre untuk membeli barang pangan hemat senilai Rp126 ribu per paket. Mereka antre dengan tertib sejak pukul 09:00 wib.

“Masing-masing semata-mata dapat membeli satu paket, sesuai data di dalam KJP,” ungkap Lilis, warga Rawa Teratai, Ibukota Indonesia Utara. Lilis datang ke Food Station pangsa induk beras Cipinang mengendarai motor matik bernopol B 2220 UMX. Tak sendirian, Lilis ditemani tetangganya. Nurlaila yang dimaksud juga membeli materi pangan diskon itu.

Bagi Lilis, dengan tanggungan empat orang anak, acara pangan diskon dengan akses mendapatkan komoditas yang digunakan mudah, sangat membantu hidupnya. Terlebih, untuk pemenuhan gizi anak-anaknya. Selain pada Food Station, Lilis kemudian Nurlaila juga mendapatkan jatah beras dari pemerintah, sebab keduanya masuk ke di kategori penduduk tak mampu. “Untuk beras dari pemerintah, beras Bulog. Sebulan sekali dapat 10 kilogram. Di food station ini juga beras Bulog, kualitasnya bagus,” imbuhnya.

Leave a Comment